Senin, 05 Juli 2010

jakarta oh jakarta

halo.
aku kemaren melupakan sejenak dengna blog. dan sekarang aku kembali.

hari ku mulai membaik , mulai kembali tertata setelah kemaren sempet berantakan.
walaupun aku masih sedikit bingung dan ragu dengan pilihanku.
tapi aku mulai bisa berpikir dengan lebih jernih, dengan otak yang dingin.
walau terkadang emosi ini masih datang membakar hati dan pikiranku.

aura pesta lagi membakar diriku, tiba-tiba saja aku ingin berada di tengah keramaian.
berjoget tanpa aturan yang melarangku.
dan tentunya dengan alkohol yang membakar diriku .
tampaknya asik. hahahhaa.
sayang nya begitu banyak peraturan dalam hidupku.
yang membuatku gak bisa untuk selalu menikmati hidup gemerlap dunia malam kota jakarta ini.

kota yang keras ini, dimana aku hidup dan berkembang.
tentu aku berbeda dengan beberapa orang daerah.
mereka melihatku layaknya seorang yang glamour
tapi bagi orang jakarta , diriku masih dalam batas seorang yang terbelakang.

dimana kota jakarta cenderung menuntut kita akan suatu eksitensi
di mana kamu berpesta, dimana kamu nongkrong, dimana kamu beli baju
dimana kamu beli sepatu, dimana kamu menyalon dsb.
ya bohong, kalo hidup di jakarta ga menuntutmu seperti ini.

ada orang yang melihat dirimu dari atas hingga bawah
bahkan ada orang yang melihat dengan seksama telpon genggam apa yang kamu gunakan.
ada orang yang melihat dirimua dari bawah hingga atas
bahkan ada orang yang melihat mu dengan pandangan aneh saat kamu hanya menggunakan sendal jepit.

ada juga sekelompok anak muda, yang merasa dirinya eksis di dalam pergaulan
menyebut diri mereka eksis dengan nongkrong di mal-mal top di jakarta
ada juga sekelompok anak muda, yang merasa dirinya fashion di dalam pergaulan
menyebut diri mereka fashionista dengan menggunakan barang dari mangga dua mereka.
ada juga sekelompok anak muda, yang merasa dirinya party goer di dalam pergaulan
menyebut diri mereka clubber dengan menggunakan foto facebook di berbagai club.

terlihat keren
terlihat eksis

tapi bagiku semuanya terlihat murah
entah aku yang aneh atau mereka yang aneh
entah aku yang gila atau mereka yang gila.
bagiku semuanya terlihat murah.

tapi mereka yang melihat ku biasa-biasa seperti ini,
mereka cenderung menganggap aku tak ada, atau mungkin anggap aku tak pantas bicara pada mereka.

cenderung menjijikan jika kamu memprioritaskan eksistensi.
karna seiring berjalannya waktu, bagiku semuanya gak penting.
di hidup ini hanyalah keluarga, pacar , dan teman .
gak perlu mengekspos diri hanya untuk sebuah LABEL "keren"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar